VISUALISASI LONTAR TUTUR GONG BSI UNTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI

  • I Ketut Adhimastra Fakultas Teknik Universitas Dwijendra

Abstract

Arsitektur Tradisional Bali (ATB) dikenal memiliki sumber-sumber tertulis yang jelas serta masih menjadi pedoman dalam proses merencanakan hingga ke proses pembangunannya, antara lain: Asta Kosali-kosali, Asta Bhumi, Wiswakarma, Keputusan Sanghyang Anala dan lain-lainnya. Sumber-sumber tertulis tersebut awalnya semuanya tertulis dalam daun lontar, dan sekarang telah banyak beredar lontar-lontar tersebut yang sudah ditranskripsi (alih aksara) maupun transelitrasi (alih bahasa). Namun selama ini (hingga hari ini) belum pernah terdengar lontar Gong Bsi yang menjadi pedoman dalam ATB.  Usaha menemukan sumber-sumber tertulis yang menjadi pedoman ATB adalah tugas perguruan tinggi.  Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah study library (kajian pustaka) dengan mengacu pada isi dalam tulisan lontar dimaksud, sedangkan lontar yang dikaji tersebut  ada dua sumber yakni  Tutur Gong Besi (oleh: Dinas Kebudayaan Prop. Bali, 2002) baik transkripsinya maupun transliterasinya, serta Tutur Gong Bsi oleh I Made Sudira (Paramita Surabaya, 1999) berupa transkripsi (alih aksara) saja.Dari telusuran awal ini ditemukan bahwa Tutur Gong Bsi menjelaskan tentang perjalanan atau siklus Siwa (dengan dasanamanya) yang dipersamakan dengan Atman atau jati diri manusia berupa hakikat kehidupan ini yang dalam tutur gong Bsi disebutkan: Dalem Kawi berpindah-pindah tempatnya dengan nama-namanya sesuai dengan tempat berpindahnya (berstananya) seperti dari Pura Dalem ke pura Puseh, kemudian ke pura Desa, ke Bale Agung dan seterusnya dengan jumlah putaran siklusnya 21 kali kembali ke Pura Dalem. Hasil dari penelusuran awal ini menyiratkan konsep-konsep berarsitektur dalam ATB, seperti misalnya: Rwa Bineda (Akasa – Pertiwi); Tri Hita Karana; Tri Murti; Tri Kona; Tri Bhuwana; Tri Angga; Kadi manik ring cecupu, jadi dengan telusuran awal ini menunjukkan bahwa Lontar Tutur Gong Bsi sebenarnya adalah sebuah sumber tertulis yang menjadi acuan dalam berarsitektur khususnya ATB.            Pada Tutur Gong Besi, menyebutkan bahwasanya Bhatara Dalem (SIWA) patut dipuja dengan penuh bakti. Dalam setiap pemujaannya, Ida Bhatara Dalem dapat dihadirkan (utpeti puja), distanakan (stiti puja) dan dikembalikan (pralina puja). Untuk dapat memuja Beliau secara tepat maka terlebih dahulu harus diketahui nama-nama lain dari Beliau, karena Beliau memiliki banyak namasesuai dengantempat  (aran manut genah) yang ditempati Beliau.
Published
2016-07-11
How to Cite
[1]
Adhimastra, I.K. 2016. VISUALISASI LONTAR TUTUR GONG BSI UNTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI. Jurnal Anala. 4, 1 (Jul. 2016). DOI:https://doi.org/10.46650/anala.4.1.208.%p.
Section
Articles