Jurnal Anala
http://43.243.142.146/index.php/anala
<p>Jurnal Anala is a peer-reviewed academic journal published by the Faculty of Engineering at Dwijendra University, Denpasar, Bali, Indonesia (P-ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180426323" target="_blank" rel="noopener">1907-528</a>6; E-ISSN: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1590129041" target="_blank" rel="noopener">2722-5682</a>). The aim of the journal is to publish original and high-quality articles in the field of <strong>architecture, landscape architecture, interior design, building science, building construction, civil engineering and the built environment</strong>. Jurnal Anala is published twice a year, in February and September. We accept original articles that have not been previously published elsewhere and are not currently under review for publication.</p> <p>*Anala is the child of the deity of <em>undagi </em>(traditional Balinese architects), namely Ida Bhatara Wiswakarma<em>. </em>Anala conveys the ethics and professional practices of <em>undagi</em> (traditional Balinese architects) as written in the Lontar (scripture) Keputusan Sang Hyang Anala</p>Universitas Dwijendraen-USJurnal Anala1907-5286Peningkatan Kenyamanan Termal Taman Kota Melalui Model Taman Air Berarsitektur Tradisonal
http://43.243.142.146/index.php/anala/article/view/1622
<p>Kenyamanan termal menjadi aspek penting dalam perancangan ruang luar seperti taman kota. Taman air tradisional Bali memiliki potensi untuk meningkatkan kenyamanan termal melalui penerapan elemen air dan konsep arsitektur tradisional. Penelitian sebelumnya oleh Wirya dkk (2017) menemukan tiga model taman air berarsitektur tradisional Bali yang memiliki tingkat kenyamanan termal optimal. Namun, penerapan model tersebut pada taman kota modern belum banyak diteliti.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan konsep desain taman kota yang optimal dari segi kenyamanan termal dengan menerapkan model taman air berarsitektur tradisional Bali. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan teknik simulasi menggunakan software Envi-met. Objek penelitian adalah tiga taman kota di Bali yaitu Taman Kota Alit di Kabupaten Tabanan, Lapangan Astina di Kabupaten Gianyar, dan Lapangan Kapten Mudita di Kabupaten Bangli.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model taman air tradisional Bali dapat meningkatkan kenyamanan termal pada taman kota. Pola sebaran suhu udara dan kelembaban lebih merata dengan adanya elemen air dan vegetasi yang ditata sesuai konsep tradisional Bali. Kecepatan angin juga lebih terkontrol sehingga menciptakan iklim mikro yang lebih nyaman. Konsep desain yang dihasilkan dapat dijadikan rekomendasi bagi perancangan taman kota yang optimal dari segi kenyamanan termal dengan tetap mempertahankan nilai-nilai arsitektur lokal.</p>I Wayan Wirya SastrawanI Gede Surya Darmawan
Copyright (c) 2025 I Wayan Wirya Sastrawan, I Gede Surya Darmawan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-02-272025-02-271311910.46650/anala.13.1.1622.1-9KAJIAN APLIKASI BRAND IDENTITY PADA ELEMEN DESAIN INTERIOR SPARKLE COFFEE BANDUNG
http://43.243.142.146/index.php/anala/article/view/1625
<p>Bandung dikenal sebagai salah satu pusat tren gaya hidup di Indonesia, termasuk dalam perkembangan coffee shop yang terus meningkat. Fenomena ini mencerminkan kebutuhan masyarakat urban akan ruang sosial yang nyaman sekaligus tempat bekerja dan bersantai. Namun, persaingan yang ketat memaksa setiap coffee shop memiliki identitas unik untuk menarik pelanggan. Brand identity pada coffee shop merupakan elemen penting yang memengaruhi keputusan pengunjung dalam memilih tempat melampaui sekadar cita rasa produk. Penelitian ini mengkaji aplikasi konsep brand identity pada elemen desain interior Sparkle Coffee di Bandung. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan analisis indikator pembentuk brand identity dan elemen desain interior. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, dokumentasi, dan kajian teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan brand identity sparkle coffee secara fisik dan psikologis efektif diterapkan melalui elemen interior tangible dan intangible. Secara tangible, identitas sparkle coffee tercermin dari kombinasi warna terracotta dan silver, pemilihan furnitur modern dengan material alumunium yang menciptakan kesan hangat dan mewah. Secara intangible, suasana ruang dengan pencahayaan redup dan menonjolkan spot ikonik “berkilau” dan penghawaan yang baik mendukung identitasnya sebagai kafe “instagramable”. Dapat disimpulkan bahwa implementasi konsep brand identity yang tepat pada desain interior Sparkle Coffee mampu meningkatkan brand image dan menciptakan pengalaman pelanggan yang berkesan, sekaligus mendukung daya saing bisnis di tengah pertumbuhan coffee shop yang pesat Kota Bandung. <br>Kata Kunci: Brand identity, coffee shop, desain interior, Bandung</p>Mohd Ridho Kurniawan
Copyright (c) 2025 Mohd Ridho Kurniawan
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-02-272025-02-27131101810.46650/anala.13.1.1625.10-18ANALYSIS OF PENGGARON TERMINAL USER ACTIVITIES USING PERSON-CENTERED MAPS, PLACE-CENTERED MAPS, AND PHYSICAL TRACE METHODS
http://43.243.142.146/index.php/anala/article/view/1626
<p class="abstrak" style="margin: 0in -.1pt .0001pt 0in;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Arial',sans-serif;">Terminal Penggaron Kota Semarang, sebagai salah satu terminal utama, menghadapi masalah terkait penggunaan ruang yang belum optimal. Banyak pengguna lebih memilih beraktivitas di sekitar lampu merah pintu masuk terminal daripada di dalam terminal itu sendiri, yang menyebabkan penumpukan kendaraan dan parkir liar bus. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan terminal dan mengatasi masalah parkir liar dengan menggunakan metode Person Centered Maps, Place Centered Maps, dan Physical Trace. Metode ini digunakan untuk memetakan pola pergerakan pengguna, mengidentifikasi penggunaan ruang, dan menganalisis jejak fisik yang ditinggalkan di terminal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna lebih sering berkumpul di luar terminal, serta terdapat ketidakteraturan dalam pengelolaan ruang dan parkir yang memengaruhi kelancaran lalu lintas. Berdasarkan analisis tersebut, disarankan penataan ulang area parkir, peningkatan fasilitas di dalam terminal, serta pemasangan rambu yang jelas untuk mengoptimalkan fungsi terminal. Implementasi solusi ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan efisiensi penggunaan terminal, serta mendukung kelancaran arus lalu lintas di sekitar area Terminal.</span></p>Dini Silvia Anggrainimuhammad azmy ikhsanihusnul masyitohhilba yoga pratama
Copyright (c) 2025 Dini Silvia Anggraini, muhammad azmy ikhsani, husnul masyitoh, hilba yoga pratama
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-02-272025-02-27131193110.46650/anala.13.1.1626.19-31Modernisasi dan Warisan Budaya: Peran Ganda Bale Banjar dalam Lansekap Perkotaan Kuta
http://43.243.142.146/index.php/anala/article/view/1636
<p>Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana Bale Banjar berfungsi sebagai ruang publik yang mendukung interaksi sosial dan pelestarian budaya di tengah arus modernisasi. Latar belakang penelitian ini mencakup tantangan yang dihadapi masyarakat Kuta dalam menjaga warisan budaya mereka di tengah pesatnya perkembangan pariwisata. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk memahami dinamika sosial yang terjadi. Dengan demikian, penelitian ini menyoroti pentingnya peran ganda Bale Banjar dalam mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan tuntutan modernitas, serta bagaimana hal ini berkontribusi pada keberlanjutan budaya di Kuta. Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai bagaimana bale banjar dapat beradaptasi dengan dinamika perubahan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai budaya yang melekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modernisasi telah mengubah bale banjar dari ruang tradisional menjadi ruang multifungsi yang juga melayani kegiatan ekonomi dan komersial. Meskipun demikian, bale banjar tetap bertahan dengan elemen-elemen budaya tradisionalnya, meski dalam bentuk yang telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern. Selain itu juga menunjukkan bahwa Bale Banjar tidak hanya berfungsi sebagai tempat berkumpul, tetapi juga sebagai pusat kreativitas dan inovasi budaya. Bale Banjar memainkan peran penting dalam menjaga identitas lokal dengan mengadakan berbagai kegiatan budaya yang melibatkan masyarakat.</p>Ni Made Mitha MahastutiI Made AdhikaNgakan Ketut Acwin DwijendraI Nyoman Susanta
Copyright (c) 2025 Mitha Mahastuti, I Made Adhika, Ngakan Ketut Acwin Dwijendra, I Nyoman Susanta
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-02-272025-02-27131324110.46650/anala.13.1.1636.32-41Wujud Elemen Pembentuk Karang Bengang di Desa Tegallalang Gianyar Bali
http://43.243.142.146/index.php/anala/article/view/1637
<p>Penelitian ini merupakan penggalan hasil penelitian tahun 2018 mengenai pemanfaatan <em>karang bengang</em> di Desa Tegallalang, Gianyar, Bali. <em>Karang bengang</em> adalah area terbuka di luar <em>wewengkon</em> desa adat namun masih dalam cakupan <em>wewidangan</em> desa adat tersebut dan berbatasan langsung dengan desa adat lain. Area ini memiliki nilai sakral dan berfungsi sebagai lahan pertanian serta perkebunan yang dikelola oleh <em>subak</em>. Seiring alih fungsi lahan menjadi permukiman, muncul konflik kewenangan pengelolaan akibat ketiadaan serah-terima tata kelola dari <em>subak</em> ke desa adat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk memahami konsep <em>karang bengang</em> dan elemen pembentuknya. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, studi literatur, dan studi instansional dengan narasumber seperti <em>bendesa adat</em>, <em>prajuru</em>, <em>pekaseh</em>, dan pemilik lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen pembentuk <em>karang bengang</em> meliputi aspek <em>parahyangan</em>, <em>pawongan</em>, dan <em>palemahan</em> berdasarkan konsep <em>Tri Hita Karana</em>. Elemen-elemen ini mencakup Pura Ulun Suiw/Bedugul sebagai tempat pemujaan, organisasi <em>subak</em> dengan <em>bale timbang</em> dan <em>telabah</em> sebagai fasilitas pertanian, serta <em>tangluk</em> sebagai penanda batas wilayah yang bernilai sakral. Pemahaman konsep <em>karang bengang</em> dan elemen pembentuknya diharapkan dapat menghindari konflik antar desa adat serta menjadi dasar penetapan batas wilayah desa adat secara lebih jelas. Penelitian ini berkontribusi pada pelestarian kearifan lokal dan harmonisasi sosial dalam tata ruang tradisional Bali.</p>Karma Made Prarabda
Copyright (c) 2025 Karma Made Prarabda
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-02-272025-02-27131425310.46650/anala.13.1.1637.42-53IDENTIFIKASI RUANG, STRUKTUR DAN ADAT ISTIADAT RUMAH ADAT BALOY
http://43.243.142.146/index.php/anala/article/view/1639
<p>Rumah adat merupakan peninggalan kebudayaan Masyarakat tradisional yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya sebai cagar budaya oleh masyarakat. Di Indonesia terdapat banyak sekali rumah adat yang masih dilestarikan sampai saat ini. Salah satunya adalah rumah adat yang berada di Kalimantan Utara yaitu Rumah Adat Baloy. Rumah adat baloy ini merupakan hasil kebudayaan seni arsitektur dari masyarakat Tidung, Kalimantan Utara serta memiliki material, struktur dan konstruksi banguunan yang unik dan memiliki makna yang mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi ruang pada Rumah Adat Baloy, untuk mengetahui sistem struktur dan konstruksi Rumah Adat Baloy serta untuk mengetahui hubungan antar sistem konstruksi terhadap lingkungan dan adat istiadatnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya persepsi, perilaku, motivasi, tindakan, dan yang lainnya sebagai dasar atau pedoman penelitian</p> <p>.</p>A A KETUT RAIA A Ayu Sri Ratih Yulianasari
Copyright (c) 2025 A A KETUT RAI, A A Ayu Sri Ratih Yulianasari
https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0
2025-02-272025-02-27131546010.46650/anala.13.1.1639.54-60