Paradigma Pendidikan Kritis Dalam Dimensi Kesadaran Kritis Dan Proses Dialogis Kritis

Main Article Content

Anak Agung Gde Putera Semadi

Abstract

Abstrak
Pendidikan kritis merupakan sebuah pemikiran alternatif, setelah kejenuhan menghadapi dunia baru yang terlalu didominasi oleh pemikiran positivistik yang menghasilkan pola sosialitas materialistis dan kapitalistik. Melalui proses identifikasi kritis, manusia pada umumnya dan siswa pada khususnya mampu mengembangkan berbagai potensi atau kreativitas, rasa, karsa, dan kreasi yang menjadi inti dari proses budaya. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan prosedur yang menggunakan pendekatan fenomenologis. Semua data dapat dideskripsikan secara jelas melalui penerapan metode analisis deskriptif tanpa menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Pendidikan kritis bukan hanya sekedar transfer pengetahuan atau informasi, tetapi merupakan proses psikologis atau praktik budaya menuju kesadaran diri atau pembebasan siswa. Fungsi utama pengembangan pendidikan kritis adalah upaya penyadaran diri, atau disebut juga kesadaran kritis, sebagaimana waktu mengembangkan metode pembelajaran utamanya dengan menekankan prinsip dominasi dialogis kritis.
 
Kata kunci: Pendidikan kritis, Dimensi pendidikan kritis, Proses dialogis kritIs.
 
Abstract
Critical education is an alternative thinking, after being bored with a new world that is too dominated by positivistic thinking that produces a materialistic and capitalistic pattern of sociality. Through a critical identification process, humans in general and students in particular are able to develop various potentials or creativity, taste, initiative, and creation which are the core of the cultural process. This research was classified as a qualitative research with a procedure that uses a phenomenological approach. All data can be described clearly through the application of descriptive analysis methods without using statistical procedures or by other means of quantification. Critical education is not just a transfer of knowledge or information, but is a psychological process or cultural practice towards self-awareness or student liberation. The main function of developing critical education is self-awareness, or also called critical awareness, as when developing its main learning method by emphasizing the principle of critical dialogical dominance.
 
Key words: Critical education, Dimensions of critical education, Critical dialogical process.

Article Details

How to Cite
Putera Semadi, A. A. G. (2022). Paradigma Pendidikan Kritis Dalam Dimensi Kesadaran Kritis Dan Proses Dialogis Kritis. Widya Accarya, 13(2), 209-223. https://doi.org/10.46650/wa.13.2.1327.209-223
Section
Articles

References

Arif, Mukhrizaal .(2016). Pendidikan Posmodernisme Telaah Kritis Pemikiran
Tokoh Pendidikan. Yogyakarta: AR. RUZZ MEDIA.
Darmaningtys, 2015. Pendidikan Yang Memiskinkan. Yogyakarta: Intrans Publishing.
Freire, Paulo. 2017. Politik Pendidikan Keudayaan Kekuasaan dan Pembebasan. Yogyakarta: Read (Research, Educationand Dialogue) bekerjasama dengan Pustaka Pelajar.
Pratama, P. A. M. W., & Swarniti, N. W. (2021). THE APPLICATION OF LITERACY CULTURE IN GROWING READING INTEREST IN SMP NEGERI HINDU 3 BLAHBATUH GIANYAR: A CASE STUDY. Widyasrama, 32(2), 87-91.
Santika, I. G. N., Arnyana, I. B. P., Suastra, I. W., & Kartika, I. M. (2022). Contents Standard Policy of Basic Education in The National Level Reviewed from The Scope of Citizenship Education Materials. Journal of Sustainable Development Science, 4(1), 29-36.
Santika, I. G. N. (2022). Pendidikan Kewarganegaraan: Problematika Hasil Perubahan UUD 1945 Secara Konseptual. Global Aksara Pers.
Santika, I. G. N., Suastra, I. W., & Arnyana, I. B. P. (2022). Membentuk karakter peduli lingkungan pada siswa sekolah dasar melalui pembelajaran ipa. Jurnal Education and Development, 10(1), 207-212.
Semadi, Anak Agung Gde Putera. (2018). Pendidikan Kritis Berdimensi Ideologis Kultural. Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya.
Seri Buku Saku Tempo, 2017.
Gelap TerangHidup Kartini.. Jakarta: KPG (Kepustakaan Popular Gramedia) bekerjasama dengan Tempo Publishing.
Setiarsih, Ari. (2017). Diskursus Pendidikan Kritis (Critical Pedagogy) Dalam Kajian Pendidikan Kewarganegaraan. Citizenship: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaran. 5 (2).
Subkhan, Edi. 2016. Pendidikan Kritis. Kritik Atas Praksis Neo-Liberalisasi dan Standardisasi Pendidikan. Yogyakarta: AR. RUZZ MEDIA.
Toha Sarumpaet, Riris. ed. 2016. Krisis Budaya, Oasis Guru Besar Fakultas Ilmuj Pengetahuan Budaya UI. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia Anggota IKAPI.
Uno, Hamzah B. 2016. Landasan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Buka, V., Santika, I. G. N., Kartika, I. M., & Sujana, I. G. (2022). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Budaya Mana’o di Desa Manu Kuku Kabupaten Sumba Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 8(1), 109-117.
Swarniti, N. W. (2021, August). Efektivitas Penggunaan Aplikasi Quizizz Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Mahasiswa. In Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran (Vol. 1, No. 1, pp. 133-144).
Wahyuni, N. P. S., Widiastuti, N. L. G. K., & Santika, I. G. N. (2022). Implementasi Metode Examples Non Examples Dalam Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 9(1), 50-61.
Wijaya, David. 2017. Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Zubaedi, 2011. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.