PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA SUBAK DAN PERILAKU PETANI: Kasus di Subak Sembung, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar

  • Gede Sedana Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Abstract

Pembangunan pariwisata di Bali menunjukkan pertumbuhan yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi Bali. Sektor pertanian merupakan salah satu pendukung pengembangan pariwisata, meskipun terdampak dampak yang kurang menguntungkan bagi pembangunan pertanian, misalnya adanya alih fungsi lahan sawah. Sinergi pembangunan pariwisata dan pertanian dilakukan dengan mengembangkan agrowisata dan juga ekowisata. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui intensitas interaksi penyuluh pertanian berkenaan dengan prilaku petani terhadap pengembangan ekowisata, dan mengetahui hubungan antara intensitas interaksi dengan pengetahuan dan sikap petani. Penelitian ini dilakukan di Subak Sembung, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar yang dipilih secara purposif. Jumlah sampel yang diambil adalah 50 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat intensitas interaksi antara penyuluh pertanian dengan petani anggota subak berada pada kategori sedang. Sikap petani terhadap pengembangan ekowisata di subak adalah tergolong setuju. Sedangkan rata-rata pencapaian skor pengetahuan petani mengenai pengembangan ekowisata adalah tergolong tinggi dnegan skor 78,80 % dari skor maksimal. Dengan menggunakan analisis chi square, terdapat hubungan yang nyata antara variabel tingkat intensitas interaksi penyuluh dan petani dengan variabel sikap dan pengetahuan petani di Subak Sembung mengenai pengembangan ekowisata. Diperlukan adanya upaya-upaya pemberdayaan petani yang partisipatif agar mereka memiliki kemampuan untuk menyediakan layanan wisata yang lebih baik kepada para pengunjung, seperti aspek kenyamanan dan kebersihan serta penyediaan produk-produk pertanian yang dihasilkan oleh petani di Subak Sembung.Kata Kunci: Penyuluhan, interaksi, sikap, pengetahuan, dan  ekowisata.

References

Aridiansari, R., E.E.Nurlaelih dan K.P. Wicaksono. 2015. Pengembangan Agrowisata di Desa Wisata Tulungrejo Kota Batu, Jawa Timur. Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 5, Juli 2015, 383 – 390

Budirati, T., Suwarto, I. Muflikhati, 2013. Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat pada Usahatani Terpadu guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Sistem Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Desember 2013 Vol. 18 (3): 200-207

Cepriadi, dan Yulida, R. (2012). Persepsi Petani terhadap Usaha Tani Lahan Pekarangan: Studi Kasus Usaha Tani Lahan Pekarangan di Kecamatan Kerinci Kabupaten Pelalawan. Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE). 3(2).

Dewi, I A.L., dan M. Sarjana. 2015. Faktor-Faktor Pendorong Alihfungsi Lahan Sawah Menjadi Lahan Non-Pertanian (Kasus: Subak Kerdung, Kecamatan Denpasar Selatan). Jurnal Manajemen Agribisnis Vol. 3, No. 2.

Faqih, A. 2014. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam Kegiatan Pemberdayaan Kelompok Terhadap Kinerja Kelompok Tani. Jurnal Agrijati Vol 26 No 1, 41-60.

Hadi, S. “ Metode Statistik “, Jakarta Gunung Agung. 1982.

Herrera, A. C and Magdalena L. 2004. Agriculture, Environmental Services and Agro-Tourism in the Dominican Replubic. eJADE. electronic Journal of Agricultural and Development Economics. 1(1): 87-116.

Lopez, E. P and Garcia F. J. C. 2006. Agrotourism, sustainable tourism and Ultraperipheral areas: The Case of Canary Islands Journal 4(1): 85-97.

Mar’at. 1984. “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya: Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurisjah S. 2001. Pengembangan kawasan wisata agro (Agrotourism). Buletin Tanaman dan Lanskap indonesia. 4(2): 20-23.

Saridarmini, Ni Luh Ayu Rai. 2011. Dampak Agrowisata Berbasis Modal dan Agrowisata Berbasis Masyarakat. Denpasar: Tesis Universitas Udayana.

Roth, D. and Sedana, G. 2015. Reframing Tri Hita Karana: From ‘Balinese Culture’ to Politics. The Asia Pacific Journal of Anthropology, 16(2).157 - 175

Sedana, G. 2010. Analisis SWOT Subak Padangbulia Berorientasi Agribisnis. DwijenAgro, Vol.1 No.1.

Sedana, G. 2011. Modal Sosial dalam Agribisnis Subak Kasus pada Koperasi Usaha Agribisnis Terpadu Subak Guama, Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. DwijenAgro, Vol.2 No.1.

Sedana, G. I G.A.A.Ambarawati, and W. Windia. Strengthening 2014. Social Capital for Agricultural Development: Lessons from Guama, Bali, Indonesia. Asian Journal of Agriculture and Development. Vol.11 No.2.39-50

Sedana, G. and N.D. Astawa. 2016. Panca Datu Partnership in Support of Inclusive Business for Coffee Development:The Case of Ngada District, Province of Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Asian Journal of Agriculture and Development, Vol. 13, No.2. 75-98.

Sriyadi. 2016 Model Pengembangan Agrowisata Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus di Desa Kebon Agung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul DIY). Jurnal Agraris, Vo.2, No.2. 152-160.

Published
2017-11-05
Section
Articles