PERILAKU PETANI TERHADAP TEKNIK PENGGUNAAN FERRO PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) Kasus di Subak-abian Buana Mekar, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan
Abstract
Salah satu komoditas utama di provinsi Bali pada subsektor perkebunan adalah kakao dimana hingga saat ini telah mengalami perkembangan cukup pesat. Kabupaten Tabanan juga merupakan salah satu sentra produksi kakao di Bali. Dalam beberapa tahun terakhir ini petani menghadapi masalah hama penggerek buah kakao (PBK), sehingga produktivitas kebun mereka umumnya turun, selain masih rendahnya kualitas biji kakao. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap petani terhadap penggunaan ferro PBK di Subak-abian Buana Mekar, Desa Angkah Kecamatan Selemadeg Barat, dan hubungan antara pengetahuan dengan sikap petani mengenai penggunaan ferro Penggerek Buah Kakao. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 50 petani dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara survai yang menggunakan daftar pertanyaan selain wawancara langsung dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan analisa statistika Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian skor sikap petani terhadap penggunaan ferro PBK adalah 80,20 % dari skor maksimal, yaitu dengan kisaran antara 68,00 % sampai dengan 88,00 %, yang berarti setuju terhadap penggunaan ferro PBK. Rata-rata tingkat pengetahuan petani mengenai penggunaan ferro PBK adalah termasuk pada kategori tinggi, yaitu dengan rata-rata pencapaian skor sebesar 70,00 % dari skor maksimal, dengan kisaran antara 60,00 % sampai dengan 82,00 %. Terdapat hubungan yang nyata antara sikap dengan tingkat pengetahuan petani mengenai penggunaan ferro PBK yang diperoleh dari hasil analisis Chi Square, dimana besarnya nilai x2 hitung adalah 8,001 dan lebih besar dari pada nilai x2 tabel (5 %) yang besarnya 3,841. Dapat disarankan agar Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tabanan termasuk juga Dinas Perkebunan Provinsi Bali diharapkan agar mampu mendorong terimplementasikannya penggunaan ferro PBK di tingkat petani melalui penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.Kata Kunci : Prilaku Petani, Teknik Penggunaan Ferro, Buah kakaoReferences
Ancok, D. 1997. â€Teknik Penyusunan Skala Pengukuranâ€. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.
Anonimous. 2004a. “Data Bali Membangun 2004, Pemerintah Provinsi Baliâ€. Denpasar: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
_________. 2004b. “Panduan Lengkap Budidaya Kakaoâ€. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.
_________. 2004c. “Hama Penggerek Ancam Kakao di Sulselâ€. Jakarta: Sinar Harapan tanggal 12 Maret 2004.
_________. 2009. “Hama Penggerek Buah Kakao Ancam Produksi Kakao Baliâ€. Denpasar: Bisnis Bali tanggal 8 Pebruari 2009.
Djarwanto 1983. “Statistik Non Paramertrikâ€, Jogjakarta : BPFE
Sulistyowati, E. 1997. “Prospek Pemanfaatan Tanaman Tahan Dalam Pengelolaan Hama Penggerek Buah Kakaoâ€. Jember: Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1976. “Pengantar Umum Psikologiâ€. Jakarta: Penerbit Indonesia.
Singarimbun, Masri, Sofian Effendi. 1982. “Metode Penelitian Surveiâ€. Jakarta: LP3ES.
Soemargono.1983. “Filsafat Ilmu Pengetahuanâ€. Yogyakarta: Nurahya.